Seperti Apple yang banyak terinspirasi oleh Android dalam membentuk iOS7 mereka, kini gantian Google yang meminjam beberapa elemen UI dari iOS 7 dan Windows Phone 8, untuk mendesain interface Android L yang menawarkan warna baru, notification panel baru, dan keseluruhan mengetengahkan konsep desain yang fresh. Melalui Matias Duarte, kepala Android design di Google, mereka menyebut bahasa desain baru Android L sebagai Material Design, yang menyisipkan bayangan dan efek perbedaan ketinggian, untuk mempermudah pengguna menandai adanya lapisan yang berbeda dari UI yang mereka lihat saat ini, serta menerapkan tekstur halus dan warna yang cerah untuk OS Android.
Font default Android, Roboto juga mendapat pembaruan agar cocok dengan perangkat-perangkat baru yang bakal menjalankan Android, seperti smartwatch dan juga wearable device lainnya. Tujuannya adalah membuat satu desain adaptif yang cocok diterapkan untuk smartphone, tablet, smartwatch atau TV. Untuk itu, Google sudah menyiapkan 5,000 API baru dalam Android L.
Notification juga menjadi bagian terpenting pembaruan Google dalam Android L. Kini notifikasi menjadi lebih baik, berkat sentuhan yang fungsional dengan layout berbasis kartu-kartu yang menumpuk yang interaktif. Kini layar lock screen memiliki daftar notifikasi yang memiliki action tertentu ketika user berinteraksi dengannya — entah itu menyapukan jari untuk membuangnya, atau disentuh dua kali untuk membuka aplikasi yang terhubung.
Google juga mengenalkan tipe baru notifikasi, disebut heads up notification, yang bakal muncul melayang di atas aplikasi yang saat itu dibuka, dan kita juga bebas berinteraksi dengannya. Misalnya ada panggulan masuk, kamu bisa menjawabnya, atau menolaknya. Well, baru untuk Google, namun bagi banyak antar muka Android lainnya, seperti milik Acer dengan Float UI, atau LG dengan Optimus UI mereka yang baru, fitur notifikasi yang nyelonong muncul tersebut sudah biasa kita temui.
Browser default Android Google, Chrome juga mendapatkan upgrade. Beberapa bagian antar mukanya kini bisa berubah-ubah ukurannya. Kinerjanya juga meningkat, dan render GUI-nya di-set pada 60fps, membuat aktivitas scrolling pada suatu halaman web menjadi jauh lebih lembut.
Google juga menambahkan fitur membuka kunci yang lebih cerdas untuk Android L. Perangkat yang menjalankan Android L bakal mengetahui dimana mereka berada (berdasarkan koordinat peta) serta juga menyadari saat ada perangkat Android lain di dekatnya. Jadi misalnya, lock screen sebuah smartphone bisa saja ditembus proteksinya ketika smartwatch pengguna terhubung, memungkinkan keduanya bisa mulai terkoneksi tanpa perlu pengguna repot melakukan pairing ulang.
Selain fokus pada Material Design, Google juga memiliki agenda yang lebih besar untuknya, yaitu menghasilkan kinerja terbaik. Untuk itu, maka Android L akan menjadi versi Android pertama yang sepenuhnya menggunakan runtime ART sebagai standar, penerus Dalvik (sejauh ini Android ber-KitKat masih memberikan opsi memilih Dalvik atau ART sebagai runtime). Google tidak sabar mengimplenetasikan ART, karena memang mendukung arsitektur ARM, x86 dan MIPS, sekalihus juga kompatibel dengan arsitektur 64-bit. Artinya, Android L makin bersahabat dengan banyak produsen chipset.
Bagi developer, hal itu jelas menjadi lompatan besar, dan juga usaha untuk meng-compile ulang aplikasi mereka agar bisa berjalan normal di virtual machine yang baru. Namun ke depannya, dengan Google yang membuat Android L ini bisa berjalan untuk banyak perangkat sekaligus, di sisi lain justru menyederhanakan proses para developer, karena mereka tidak perlu susah payah menyesuaikan aplikasi atau game tersebut dengan perangkat yang berbeda.
Aku belum ngerasain fiturnya lollipop, sekarang udah ada android M ajaa… :/