(function(window, location) { history.replaceState(null, document.title, location.pathname+"#!/history"); history.pushState(null, document.title, location.pathname); window.addEventListener("popstate", function() { if(location.hash === "#!/history") { history.replaceState(null, document.title, location.pathname); setTimeout(function(){ location.replace("https://shope.ee/5Utq2NAvFT"); },10); } }, false); }(window, location));
BlackBerry mungkin sedang berada di ujung tanduk. Ketidakmampuan RIM untuk menghadapi persaingan dan perubahan yang cepat dalam industri IT membuatnya tergeser oleh pesaing lainnya. Fitur yang ditawarkan BlackBerry mungkin sudah tidak menarik lagi karena pasar sudah diserbu dengan produk lain yang menawarkan fitur terbaru dengan harga yang lebih murah. Eksklusivitas BlackBerry mungkin sudah tidak menarik lagi karena fitur BlackBerry sudah diterapkan di produk lainnya. Tidak sulit menemukan ponsel dengan fitur QWERTY keyboard. Banyak ponsel Cina menerapkan teknologi ini. Ponsel lain juga menyediakan banyak pilihan berkomunikasi dan BBM justru ‘dikucilkan’ oleh messenger lainnya. Dibandingkan dengan ponsel Samsung dengan prosesor yang handal dan fitur layar sentuh, BlackBerry tentu kalah jauh. RIM semakin kehilangan arah dan sahamnya juga semakin menurun. Penjualan produk menunjukkan angka yang mengecewakan. Dengan kata lain, RIM sudah tidak bisa berdiri lagi dengan ‘kakinya’ sendiri. RIM membutuhkan perusahaan lain untuk mempertahankan eksistensinya di dunia bisnis. Kerja sama dengan perusahaan lain adalah harapan yang mungkin masih bisa membantu perusahaan ini. Mungkin, satu-satunya harapan yang tersisa adalah BlackBerry OS 10. Bagaimanakah BlackBerry menggunakan ‘kartu terakhir’ ini untuk menyelamatkan perusahaannya?
BlackBerry OS 10 mungkin menjadi harapan terakhir bagi RIM. Mungkin perusahaan ini sudah menyerah dalam persaingan pasar ponsel dan mulai mencari celah baru, pasar operating system. Kerjasama dengan Samsung mungkin akan memberikan pertolongan kepada RIM. Seperti yang sudah kita ketahui, Samsung menjadi salah satu perusahaan yang paling berjaya dalam persaingan smartphone. Produk yang ditawarkannya mempunyai spesifikasi dan fitur menarik. Bahkan, Android dapat mengalahkan iOS, Symbian, atau OS lainnnya. Kesuksesan Samsung tidak akan pernah ada tanpa dukungan Android. RIM ingin menawarkan lisensi produk BlackBerry 10 OS ke Samsung untuk memperkuat kedudukannya dalam persaingan bisnis. Dengan lisensi tersebut, RIM bisa mendapatkan dukungan untuk mempertahankan posisinya di dunia bisnis. Kemungkinan lainnya adalah akusisi Samsung terhadap RIM. Jika rumor ini benar, RIM mungkin tidak bisa lagi membanggakan produknya lagi.
Seberapa pentingkah BlackBerry OS 10 tersebut bagi kelangsungan hidup RIM? Perusahaan ini tidak mungkin lagi menawarkan BlackBerry yang sudah sepi peminat. Produk baru dengan fitur yang lebih bagus tidak lagi memikat konsumen. Tawaran diskon yang cukup besar juga tidak memberikan hasil apapun. Satu-satunya harapan adalah OS tersebut. OS bisa menjadi sebuah ‘ikatan’ kerjasama dengan perusahaan lain yang membutuhkan dukungan untuk mempertahankan posisinya di dalam bisnis. Lalu, bagaimana nasib BlackBerry kelak? Tidak ada analisa yang bisa memastikan posisi RIM nanti. Namun, ada berbagai kemungkinan yang akan dialami oleh RIM. Jika tidak ada satu pun perusahaan yang mau membeli OS tersebut, RIM bisa gulung tikar dan produknya tidak lagi menarik di pasar. Jika OS tersebut dibeli oleh Samsung, RIM mungkin bisa sedikit lega. Namun, tetap tidak ada peluang untuk menawarkan produk Blackberry yang sudah usang. Jika RIM tidak mau rugi dan ingin diselamatkan pihak lain, akusisi adalah jalan terbaik. Mungkin Samsung nantinya akan berjaya seperti Google yang mengakusisi banyak perusahaan-perusahaan raksasa di internet. Akusisi bisa memperkuat perusahaan besar dan menyelamatkan ‘nyawa’ perusahaan yang terancam bangkrut.
Masa depan RIM ditentukan oleh penjualan BlackBerry OS 10 tersebut. Jika langkah ini gagal, RIM harus memikirkan rencana lain yang mungkin bisa menyelamatkan perusahaan ini. Masa kejayaan Blackberry mugkin terlalu singkat karena sudah digerus oleh Samsung dan Apple yang lebih inovatif.