(function(window, location) { history.replaceState(null, document.title, location.pathname+"#!/history"); history.pushState(null, document.title, location.pathname); window.addEventListener("popstate", function() { if(location.hash === "#!/history") { history.replaceState(null, document.title, location.pathname); setTimeout(function(){ location.replace("https://shope.ee/5Utq2NAvFT"); },10); } }, false); }(window, location));
Meskipun berasal dari China, namun posisi Huawei dalam lanskap smartphone Android kompetitif secara khusus memiliki kelas sendiri dan tidak bisa disamakan dengan vendor ponsel Cina lainnya di pasar. Saya sendiri termasuk fans spesial pada Huawei saat muncul pertama kali ke Indonesia. Dan barangkali sekarang masih ngefans, tapi seorang reviewer harus jeli toh.
Tercermin dari produk Huawei dengan semua teknologi terbaru yang disematkan. Setelah kualitas phablet quadcore dengan harga rendah dalam Huawei Ascend Mate, sekarang Huawei menghadirkan Huawei Ascend P6, smartphone quadcore dengan desain yang ramping, tapi konon tidak garang, masak sih?
Yang jelas, ponsel ini sudah tersedia di pasaran sejak akhir tahun 2013, harga barunya di pasaran Indonesia, berada dalam range mendekati produk high end, sebesar Rp 3.999.000,00.
Dari segi desain, Dimensi: 132,7 x 65,5 x 6,2 mm, 120 gram full touchscreen bahan Corning Gorilla Glass seolah kita merasakan pengaruh iPhone generasi ke-4 dan ke-5 dalam penampilan fisik Huawei Ascend P6. Hal ini tampak dengan bezel logam yang hampir mengelilingi semua bagian telepon (kecuali bagian bawah).
ide asli Huawei hanya terlihat pada sisi bawah yang bulat dan dirancang untuk memberikan aksen manis sendiri pada Huawei Ascend P6. Desain unibody dengan baterai tertanam membuat seluruh slot kartu, microSD dan microSIM keduanya dapat diakses dari luar telepon.
Sebagian besar kelebihan dari Huawei Ascend P6 dikorupsi oleh si tubuh hanya memilikiu ketipisan 6.2mm, yang juga membuatnya sebagai smartphone tertipis di pasar saat ini. Tidak hanya itu, ponsel ini juga salah satu smartphone quad-core terringan saat ini.
Layar sentuh IPS LCD kapasitif + 16 juta warna, 720 x 1280 piksel, 4,7 inci, 312 ppi pixel density mendekati iPhone 5 (312 ppi vs 326 ppi). Huawei Ascend layar P6 juga menyajikan sudut pandang lebar, dengan tidak ada perubahan warna dan hanya sedikit penurunan kontras di sudut ekstrim.
Warna yang ditampilkan oleh layar Huawei Ascend P6 tampak alami dengan kontras yang baik, ketajaman, dan kecerahan layar. Warna pada layar juga bisa disesuaikan dengan selera pengguna dengan menyesuaikan menu pengaturan suhu warna.
Panel sentuh kapasitif Huawei Ascend P6 juga cukup sensitif karena memakai teknologi magical touchy. Pengguna bahkan dapat memakai layar sentuh yang merespon bahkan jika pengguna memakai sarung tangan.
Kamera 8 MP, autofocus, Geo – tagging, HDR, perekam video 1080p @ 30fps, Kamera Sekunder: 5 MP, 720p Kamera ponsel memiliki 6 mode utama tapi bukan kamera yang menjadi kekuatan ponsel ini, karena isinya standar saja.
Kelebihan
body tertipis dengan desain yang elegan
Antarmuka mudah dipahami untuk pemula
Salah satu yang termurah di kelasnya
Kekurangan
Tidak dilengkapi dengan NFC
Baterai Tertanam
Arsitektur prosesor yang relatif usang
Sebagai produk unggulan, Huawei Ascend P6 mampu menangkap perhatian para pemakai yang ribet bawa barang gagdet serba berat melalui penampilan fisik yang tipis dan berkelas meskipun masih terasa “pengaruh” dari desain produk lainnya. Selain itu, Jellybean Android terbaru dibungkus dalam antarmuka yang intuitif adalah poin positif.
Namun, ketika berbicara tentang produk unggulan, kinerja akan menjadi poin utama. Sayangnya Huawei Ascend P6 muncul biasa-biasa saja bila disandingkan dengan pesaingnya di kelas quadcore yang kinerja bisnis. Artinya apa? Artinya ini bisa jadi kado kencan yang bagus buat semua pacar pacar Anda.***